Minggu, 11 Februari 2018

Surat Cinta dan Potensi Keluarga Kami (NHW #3)

Diantara NHW Matrikulasi IIP yang sudah pernah saya kerjakan sebelumnya, ini adalah NHW yg membuat saya saangaaaat speechless. Yang menjadi HOT TOPIC saat itu adalah si surat cinta. Hmm, harus mencari wangsit dan momen yang tepat utk menuliskannya agar aliran rasa dalam NHW #3 ini bisa tersampaikan dengan baik.

a. Ketika saya harus membuat surat cinta kpd suami, i'm really really really shock. Karena sudah lama sekali saya tdk menuliskan surat cinta untuknya, hehe.. Rasanya bukan aku banget dan  maluuuu sekali mengungkapkan kata-kata romantisme kpd suami. Sabtu malam, akhirnya saya memutuskan utk menuliskannya melalui pesan WA, bukan melalui sepucuk surat. Malam itu adalah malaam diskusi yg seru bersama suami. Saya mengajaknya ngobrol panjang lebar utk merenungi dan berfikir ttg peran spesifik keluarga kami. Kami bicara banyak, dan obrolan kami selesai saat pukul 23.00 WIB. Saat itu saya tak langsung tidur. Saya bilang ke suami bahwa saya ingin melanjutkan NHW saya yg belum selesai. Ya, malam itu saya menuliskan dgn syahdu isi surat cinta yg akan saya sampaikan padanya. Selama menuliskan surat cinta itu, tak jarang air mata menetes ketika mengingat kebaikan-kebaikannya. Ah, tuh kan jadi mewek. Saya tuangkan dengan lancar perasaan saya di dalam surat cinta itu. Alhamdulilkah berhasil saya sent by WA pukul 00.14 WIB dini hari. Tujuan saya memang agar suami saya membaca pesan ini saat pagi-pagi setelah solat subuh. Dan jeng jeng jeng.. Ahad pagi pun tiba. Sesuai dugaan saya, setelah solat subuh, suami saya terlihat membaca sesuatu didalam layar hapenya. Saya diam saja. Lumayan deg-degan dengan respon suami. Setelah solat, saya hendak mencuci wadah rice cooker yg ada di dapur. Beberapa menit kemudian suami saya memeluk saya dari belakang dan berkata, "Terima kasih ya sayang". Saya pun tersenyum. Saya tanya, "Sudah baca ya mas? Gimana perasaanmu saat itu?". Suami saya menjawab, "Kaget pas baca kog tiba-tiba ada pesan WA darimu pagi-pagi." hihihi.. Dalam hati saya senang sekali. Karena ternyata suami saya juga senang membaca surat cinta dari saya.

b. Anak saya (Faiz) sekarang baru berusia 11 bulan. Utk mengetahui potensi yg ada pada dirinya (dgn usia yg baru segitu) mnrt saya sangatlah susah. Krn potensi baru bs terlihat stelah ia mendapatkan banyak stimulus dan pengalaman bermain dr lingkungannya. Dan saat ini saya msi berusaha utk memberikan stimulus padanya, terutama penguatan di fitrah keimanannya. Utk saat ini, potensi yg bs saya lihat pd dirinya adalah ia merasa semangat dan berbinar ketika melihat orangtuanya membaca Al-Qur'an. Ia menyukai Al-Qur'an dan berusaha menggapai-gapai Al-Qur'an yg saya pegang. Selain itu, ia jg memiliki potensi dlm hal minat baca terhadap buku, ini pun krn saya sdh mulai mengenalkan buku kepadanya sejak usia 3,5 bulan. Selain itu apa lagi ya... Oh iya, ia senang melempar2 barang. Dan saya masih bingung, apa ini pertanda bahwa ia memiliki potensi di kinestetisnya ya? Hmm, bisa jadi. Sepertinya perjalanan saya masihlah panjang utk membersamai dan mengamati perkembangan anak saya, sehingga potensi yg ada pada dirinya akan semakin jelas terlihat.

c. Potensi yg saya temukan dlm diri saya adalah, saya memiliki bakat menulis dan senang berbagi (sharing). Bbrp teman saya mengatakan bahwa tulisan2 saya inspiratif dan sarat makna. Dan saya senang sekali jika apa yg saya tulis dpt bermanfaat bagi orang lain. Selain itu saya jg memiliki potensi di bidang "art and business". Saya senang apabila kreativitas saya di bidang seni bisa menjadi hal yg bermanfaat dan produktif. Oleh sebab itu muncullah toko online @givit_label yg saya kelola sendiri. Terkait kehendak Allah, mengapa Allah menakdirkan saya berada di keluarga ini? Hmm, saya masih perlu menelaah lebih dalam lagi. Sampai sekarang saya pun masih bertanya-tanya. Namun ada satu hal yg sempat terlintas di benak saya. Apakah Allah ingin saya benar-benar menjadi ibu yg profesional dlm mengurus keluarga dan rumah tangga? Hingga akhirnya, saya pun perlu menuliskannya menjadi sebuah buku agar pengalaman dalam mengelola rumah tangga ini bisa bermanfaat? Hmm, hanya itu yg muncul sekilas. Saya masih perlu mendekati Allah lebih dekat lagi, minta petunjuk kepada-Nya.

d. Terkait lingkungan, sepertinya saya belum bs menjawab sekarang. Karena Allah menakdirkan saya utk pindah keluar kota. Jadi belakangan ini saya dan suami sdh survey ke gresik, kami mencari kontrakan utk pindah. Saya masih harus menelaah lagi, kemanakah Allah akan membawa keluarga saya? Lingkungan baru seperti apakah yg akan saya dapatkan nanti saat pindah ke Gresik? Nah ini masih menjadi pertanyaan besar bagi saya. Kepindahan saya ke gresik pun, bisa jadi karena skenario Allah.

PERAN SPESIFIK KELUARGA

Ini adalah hal terberat yg harus saya fikirkan. Peran spesifik keluarga? Ya Allah.. Beri hamba petunjuk-Mu. Inilah yg saya tanyakan selama ini, saya ingin bermanfaat, saya ingin semua anggota keluarga saya bermanfaat dalam hidupnya. Utk menemukan peran spesifik keluarga perlu diskusi yg mendalam lagi dengan suami. Ketika saya menanyakan ini kpd suami, suami saya pun jg masi bingung terkait peran keluarga kami. Hingga detik ini, satu hal yg saya dapatkan. Persamaan antara saya dan suami adalah kami sama-sama suka menulis pengalaman pribadi kami. Dan menurut saya ini adalah satu titik terang yg bs menjadi jalan pembuka dlm menemukan peran spesifik keluarga kami. InsyaAllah. Mungkin Allah ingin kami menjadi bermanfaat dgn bakat menulis yg kami miliki.